Sabtu, 20 September 2008

Seputar Masjid Baaburrahmah

Ini adalah gambar masjid Baaburrahmah diambil pada saat setelah kegiatan kuliah subuh ramadhan telah usai. Masjid ini jika dilihat dari luar maka akan tampak arah qiblat masjid ke barat daya. Tapi jika anda masuk kedalam masjid maka anda akan merasa kalau masjid ini menghadap kearah barat.

Gambar tersebut di ambil di malam hari bulan Ramadhan tahun 1429 H. Ini addalah kegiatan rutinitas saling shering antar anggota remaja masjid baaburrahmah. Ini biasa dilakukan sebab kita sebagai manusia selalu haus akan informasi yang up to date.
Disana terdapat bedug yang sudah dua kali mengalami renovasi. Tahukah anda kayu apa yang dibuat sebagai bahan baku bedug itu? Kayu Jatikah? Atau kayu-kayu pilihan yang terkenal kualitas tinggi? Jawabannya pasti diluar logika anda! Di sebelah kiri terdapat tanaman sagaguri, atau istilah orang jawa menyebutnya tanduran sumbuk-sumbukan. Aneh tanaman yang tidak mungkin bisa tumbuh besar bisa dijadikan untuk membuat bedug. Tapi tentulah jadi bila orang itu berpuasa demi Allah yang Maha Kuasa, apapun bisa terjadi. Bedug ini bukan buatan orang mertasinga, tapi mengapa ada di desa mertasinga?
Dahulu kala Raja Keraton Kasepuhan Cirebon menyuruh bawahannya untuk membuat bedug untuk di taroh di Keraton. Mereka memesannya di desa yang ada dipedalaman desa bakung (17 KM kearah barat dari desa bakung). Singkat cerita bedug itupun telah jadi. Maka orang-orang dari pedalaman membawa bedug itu dengan 10 orang dipanggul. Adzan duhur berkumandang, kebetulan berhenti di samping Masjid Baaburrahmah, maka mereka berniat sholat duhur disana.
Setelah sholat, mereka tak bisa lagi untuk membawa bedug itu. Maka utusan dari orang pedalaman itu membawa berita ke raja, bahwa bedug tak dapat dibawa ke keraton karena susah untuk digerakkan.
Sang raja mempunyai firasat kalau di desa mertasinga itu terdapat dua orang sakti yang bernama Ki Singa dan Ki Merta. Daerah itu juga adalah pernah menjadi tempat persinggahan pangeran Walang Sungsang. Terdapat pula tempat situs purbakala yaitu situs Lawang Gede, dari kerajaan Singapura. Maka sang raja pun merelakan bedugnya berada di Masjid Baaburrahmah di desa Mertasinga.

Apapun yang telah, sedang, dan akan terjadi dikehidupan manusia akan selalu dibahas oleh remaja-remaji masjid baaburrahmah dengan jalur agama....


Kegiatan para santri Masjid Baaburrahmah yang seperti ini memang biasa dilakukan agar terjalinnya suasana kebersamaan.
Mereka sedang makan malam bersama seusai menunaikan ibadah sholat tarawih dan sholat witir, dengan pengumpulan dana dari setiap remaja dan remaji mereka bisa untuk makan malam bersama.
Gambar ini diambil oleh Santosa.....



Tidak ada komentar: