Heli TNI AU Jatuh di Bogor
Arifin Asydhad - detikNews
Saturday, 13 June 2009 | |
HELI JATUH, Dari kejauhan tampak anggota TNI AU tengah memeriksa dan mengevakuasi korban di lokasi jatuhnya Helikopter Super Puma SA 330, Lanud Atang Sandjaja, Bogor, kemarin. Kecelakaan ini menewaskan empat prajurit TNI. BOGOR (SI) – Kecelakaan bertubi-tubi menimpa alat utama sistem senjata milik TNI.Kemarin sebuah helikopter milik TNI Angkatan Udara jenis Super Puma SA 330 nomor registrasi H-3306 jatuh di Pangkalan Udara Atang Sandjaja,Bogor. Musibah jatuhnya helikopter Super Puma ini hanya berselang empat hari dengan jatuhnya helikopter berjenis Bolkow BO105 registrasi HS7112 milik TNI AD di Cianjur. Musibah di Cianjur ini menewaskan 3 prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus), 2 lainnya luka-luka.Di tarik lagi ke belakang, pada 20 Mei 2009,pesawat Hercules C 130 jatuh di Magetan,menewaskan 102 orang terdiri dari prajurit dan anggota keluarga prajurit TNI. Pada 6 April 2009, Fokker 27 milik TNI juga jatuh menimpa hanggar PT Dirgantara Indonesia di Bandara Husein Sastranegara hingga menewaskan 24 prajurit TNI. Pada musibah di Lanud Atang Sandjaja, Bogor, 4 dari 7 awak pesawat anggota Skuadron Udara 8 TNI AU Lanud Atang Sandjaja tewas,3 orang lagi mengalami luka bakar dan patah tulang. Korban tewas adalah Serka Catur Heri dan Sertu Dodi, keduanya sebagai teknisi, tewas seketika di lokasi kejadian. Adapun Mayor Penerbang Sodiq (pilot) dan Lettu Wisnu (copilot) meninggal di Rumah Sakit TNI AU Lanud Atang Sandjaja. Korban yang mengalami luka bakar dan patah tulang adalah Letda Roni (teknisi),Serka Ferdinand (teknisi) dan Serka Epram (teknisi). Mereka langsung dilarikan ke Rumah Sakit TNI AU Lanud Atang Sandjaja yang tidak jauh dari markas lapangan udara ini. Informasi yang berhasil dihimpun Seputar Indonesia menyebutkan, helikopter tersebut terjatuh sekitar pukul 14.40 WIB,dalam misi uji terbang (test flight) yang menjadi kegiatan rutin Skuadron 8. Uji terbang dilakukan setelah helikopter menjalani perawatan rutin. Helikopter tersebut berhasil naik pada ketinggian 20 meter dari landasan, kemudian terbang 200 meter.Namun,tiba-tiba mesin mati dan helikopter langsung jatuh ke landasan. Zaenuddin, 51, seorang saksi mata asal Kampung/Desa Bobojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor,yang saat itu sedang bercocok tanam dekat lapangan mengaku sempat mendengar helikopter terbang. Tiba-tiba helikopter dalam posisi menukik dan terdengar suara ledakan. Dia mengatakan, saat itu pula kondisi ekor helikopter langsung patah dan bodi pesawat sebagian rusak. Penyebab jatuhnya helikopter masih dalam penyelidikan. Demikian kata Kepala Penerangan Lanud Atang Sandjaja Mayor Sus Mohammad Ibrahim Adam. “Helikopter tersebut dalam misi uji terbang setelah menjalani beberapa tahapan perawatan rutin,” paparnya. Dalam uji terbang itu di dalam helikopter terdapat 7 awak anggota Skuadron 8 TNI AU. Berdasarkan pantauan, lokasi jatuhnya helikopter di Lanud Atang Sandjaja dijaga ketat. Sejumlah kendaraan seperti ekskavator, pemadam kebakaran, dan ambulans milik TNI AU menghalangi helikopter. Terlihat pula helikopter yang sudah ditutupi terpal warna hijau tua. Di sana petugas telah memasang garis polisi. Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Bambang Sulistyo mengatakan, helikopter Super Puma yang jatuh diproduksi tahun 1978. Helikopter buatan Prancis yang memperkuat Skuadron 8 TNI AU tersebut sudah sering digunakan operasi di berbagai daerah. Sempat Rusak Panglima Komando Operasi (Pangkoops) I TNI AU Marsekal Muda Imam Sufaat, menjelaskan helikopter itu sedang melakukan uji terbang setelah enam bulan sebelumnya mengalami kerusakan pada bagian automatic pilot. Lantaran kerusakan itu,kemudian diperbaiki di Bandung, setelah itu dibawa ke Lanud Atang Sandjaja untuk uji terbang. Sebenarnya uji terbang dilakukan dua kali. Pertama kemarin pagi, saat semuanya berjalan baik dan lancar,lalu tes lagi setelah salat Jumat.“Namun saat mau landing, tiba-tiba pesawat swing, kemudian jatuh,”kata Imam.Dia menambahkan, pada saat masih berada di bawah kondisi pesawat baik dan laik terbang. Para korban yang meninggal dunia akan disemayamkan dulu di rumah korban di Kompleks Perumahan Lanud Atang Sandjaja, sedangkan untuk pemakaman akan dirundingkan dengan keluarga. Sementara itu, tim investigasi Mabes TNI AU langsung melakukan pengecekan dan investigasi terhadap helikopter nahas itu. Kepala Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU Marsekal Muda I Wayan Suwitra mengatakan, helikopter saat ini dalam keadaan rusak berat. Untuk sementara investigasi akan dilakukan di hanggar Skuadron Udara 8. Hingga tadi malam keluarga korban terus berdatangan ke RS Lanud Atang Sandjaja.Sebaliknya,para wartawanmasihbelummendapatkan akses untuk mewawancarai keluarga karena ketatnya pengamanan dari petugas Lanud ATS. KSAU Siap Tanggung Jawab Tadi malam Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Subandrio menyatakan bertanggung jawab atas kecelakaan yang menimpa helikopter Super Puma di Pangkalan Udara Atang Sendjaya,Bogor, Jumat (12/6) siang.“Sebagai kepala staf dan pribadi saya menyampaikan permohonan maaf atas kecelakaan tersebut dan saya sudah menyiapkan beberapa langkah menindaklanjuti kecelakaan tersebut,” kata KSAU di Mabes TNI AU Cilangkap,Jakarta,tadi malam. Langkah-langkah tersebut adalah menjamin perawatan seluruh korban, baik yang luka-luka maupun meninggal dunia, dan menyelesaikan seluruh proses evakuasi helikopter dan membentuk tim investigasi. Dia menjelaskan,jika dia mundur sebagai kepala staf Angkatan Udara, artinya sama dengan melepas tanggung jawab begitu saja kepada penerusnya. “Tidak seperti itu, saya akan tetap menjalankan amanat sebagai KSAU, melaporkan kejadian ini kepada pimpinan, dan saya serahkan kepada beliau (Panglima TNI), ”katanya. KSAU menjelaskan,helikopter jatuh karena terjadi kerusakan pada sistem kontrol dan automatic pilot setelah menjalani perawatan dan uji terbang sebanyak satu kali. “Kepada seluruh keluarga korban, saya atas nama pribadi dan sebagai KSAU menyampaikan duka cita mendalam,”katanya. (haryudi/sofian dwi/ant) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar